tag:blogger.com,1999:blog-25543995007637551322024-02-20T01:16:28.641-08:00pengalaman diri sendiriAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/01216709210283776743noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-2554399500763755132.post-90703574895204528812013-02-02T17:20:00.001-08:002013-02-02T17:20:31.261-08:00pengalaman persahabatan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div align="center" style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: center;">
<strong><u><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">MENANTI SEBUAH NAMA</span></u></strong><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .2in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">Pagi yang sangat tidak cerah!
Langit tertutup mendung, walau tak terlihat tanda-tanda akan hujan. Aku tak
suka suasana seperti ini. “mungkin hari ini bukan hari yang menyenangkan”,
kataku dalam hati. Hari ini, sudah lama semenjak kepergiannya, bukannya merasa
senang justru aku merasa kecewa dan menyesal. Padahal dulu dia aku anggap
sebagai manusia paling menjengkelkan dalam sejarah.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .2in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">Pikir-pikir aku lebih senang
melihat dia tertawa mengejekku daripada melihat senyum sinis dari bibirnya yang
pucat itu, matanya yang selalu melihatku saat kami bertemu, saat itu enggan
untuk terbuka lagi. “aku rindu” bisikku pelan sambil mengingat cerita tempo
dulu yang pasti akan membuatku kesal jika hari itu dia tidak pergi.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<em><span style="color: #453320; font-size: 14.0pt; letter-spacing: .25pt;">“Tapi tidak! Dia
benar-benar pergi dan aku tidak bisa mengingat kebencianku kepadanya, yang aku
ingat hanya gelagak tawa dari dirinya, seragam khas-nya yang selalu di setrika
rapi oleh ibunya tapi selalu dikotori dan tak terawat, dan rasa bersalah yang
membuatku tak bisa melupakannya”</span></em><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .2in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">Dia, Udin namanya, tetapi
teman-temanku memanggilnya Anang atau Helmi, nama yang diberikan orangtuanya.
Tapi bagiku nama itu terlalu bagus untuknya, mungkin pikiran itu berahir
setelah hari itu ada, hari kepergiannya. Dan hari itupun aku menyadari nama itulah
yang akan mendampingi hidupnya, dan nama yang paling cocok untuknya.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .2in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">Akan kuingat masa-masa itu, walau
tak ada satupun yang indah saat itu. Karena bagaimanapun juga dia pernah
menjadi satu dari berbagai gambar yang ada dalam selembar kertas dalam hidupku,
ya, sampai gambar itu berahir pada hari itu…<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .2in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">Aku memang mengenalnya bukan dalam
waktu yang lama, hanya sekitar tiga bulan, tapi semua yang terjadi cukup
membuatku mengingat apa yang dia lakukan sampai saat ini. Hari itu, juga hari
mendung tanpa hujan. Hari itu, hari yang buruk untukku, tapi akan lebih buruk
lagi untuk Anang. Aku masih ingat betul bagaimana itu semua terjadi dan aku
masih bisa merasakannya hari ini, rasa muak, rasa iba, dan rasa yang membuatku
menganggap dunia itu kejam.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">Aku sagat
tidak menyukai keadaan ini, ku ambil tas yang sedari tadi menungguku agar aku
segera berangkat ke sekolah. Aku sangat terkejut ketika jam di hapeku
menunjukkan pukul 06.45,<span class="apple-converted-space"> </span></span><em><span style="color: #453320; font-size: 14.0pt; letter-spacing: .25pt;">O M G !</span></em><span class="apple-converted-space"><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;"> </span></span><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">ini benar-benar tidak mendukung, kupercepat
langkah kakiku dan menunggu angkot yang selalu mengantarku ke sekolah.
Beruntung aku segera mendapat angkot hari ini, sambil memasang wajah gelisah
agar supir angkot itu menambah kecepatannya, aku mengatakan tujuanku “SMA
pak!”. Aku sedikit lega karena sesampainya di gerbang sekolah aku masih
diperbolehkan masuk walau jarum panjang di jam yag ada di dinding SMA sudah
melewati angka 12. Beruntung sekali aku hari ini, aku berlari menuju kelasku
karena aku tahu diri jika aku masuk kelas setelah guru memasuki kelas. Benar
saja, sampainya di kelas, sudah ada guru yang duduk di kursinya, kuketuk pintu
dan<span class="apple-converted-space"> </span></span><em><span style="color: #453320; font-size: 14.0pt; letter-spacing: .25pt;">salim</span></em><span class="apple-converted-space"><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;"> </span></span><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">pada guru, aku tidak mempedulikan
teman-temanku yang bersorak-sorak meledekku. Memang kebiasaan dari Sekolah
Dasar kalau aku sering terlambat seperti ini, mungkin sudah sangat sulit
dihilangkan karena hal ini bagai sudah mendarah daging padaku.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .2in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">Aku memulai pelajaran hari ini
dengan perasaan yang tak terlalu baik karena cuaca yang buruk , dan aku
mengahiri pelajaran juga tidak dengan perasaan senang karena lagi-lagi aku di
suguhi dengan tugas-tugas baru, apalagi tugas yang satu ini,<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<em><span style="color: #453320; font-size: 14.0pt; letter-spacing: .25pt;">“B.Indonesia: tugas
membuat cerpen tentang pengalaman pribadi”</span></em><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">, aku membaca buku tugasku
dengan suara yang sangat berat. Mungkin karena saking banyaknya tugas yang aku
dapatkan, 17 mata pelajaran di sekolah, dan rata-rata semua guru memberikan
tugas rumah untuk kami, bayangkan tanggungan yang harus kami selesaikan! Kadang
aku berpikir jika nasib para pelajar Indonesia sangatlah tragis, pantas kalau
banyak murid yang menjadi kurus setelah masuk SMA atau perguruan tinggi.
Pikiranku segera melayang tak tentu arah, kesana kemari ban berputar-putar,
sambil memandangi langit yag tak pernah menunjukkan keramahannya akhir-akhir
ini, dan langit mengingatkanku pada waktu itu, saat aku berada dalam posisiku
sebagai pelajar SMP yang berada jauh dari keramaian kota, hanya desa dan kota
kecil yang sahari-hari kulihat.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .2in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">Aku sangat menikmati masa-masa SMP
ku disana, walau aku selalu datang paling siang di antara teman-teman, aku tak
pernah mendapat keluhan apapun dari teman dan guruku. Sehingga aku terus
melakukan kebiasaan itu, sampai di sekolah jam 7 lebih itu bukan hal yang
mengejutkan lagi kalau subjeknya adalah aku. Walau demikian, aku tak pernah
bolos sekolah sekalipun aku termasuk murid yang pemalas, tapi aku tak pernah
mendapat hukuman, kecuali sekali ketika aku lupa membawa topi ketika upacara
bendera hari Senin, saat ituah aku melihat seorang anak laki-laki berjalan
melewati lorong depan lapangan upacara. Aneh, kalau dia sekolah disini kenapa
aku tak pernah melihatnya? Tapi jika dia tak bersekolah disini kenapa dia jam
segini malah berkeliaran di SMP orang lain? Aku langsung merasakan seuatu pada
pandangan pertamaku itu, aku tak bisa menghindari perasaan itu, aku benar-benar
tak bisa membohongi diriku sendiri jika aku merasa sangat membencinya pada hari
itu. Melihat tampilannya saja membuat pikiranku melayang-layang, dalam hatiku
bertanya-tanya bagaimana seragan OSIS yang harusnya berwarna putih itu menjadi
berwarna biru muda keabu-abuan seperti itu? Dan celana yang harusnya berwarna
biru tua itu menjadi berwarna biru muda keputih-putihan? Aku sangat tak
menyukai penampilannya. “Bagaimana sikapnya kalau casingnya aja kaya gitu?”
pikirku dalam hati.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .2in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">Mungkin pikiran-pikiran anehku itu
menemaniku sepanjang upacara berlangsung hingga aku seperti tak merasakan
hukuman yang sedang kujalani hari itu. aku tak habis pikir tentang anak yang
satu ini, bagaimana dia dengan santainya memasuki ruang kepala sekolah? Dan
pertanyaan-pertanyaan lain yang membuatku semakin membencinya, entah apa alasannya.
Tapi segera aku melupakan perasaan benciku padanya dan melanjutkan KBM seperti
biasa lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .2in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">Esok harinya aku berangkat lebih
siang dari biasanya, jam 7.30 aku baru sampai di SMP. Aku sangat terburu-buru
masuk kelas, aku mengetuk pintu dan meminta ijin masuk kelas, dengan sedikit
menggerutu, akhirnya guru mapel saat itu mengijinkanku mengikuti KBM. Saat itu
aku duduk di kursi paling depan dan dekat dengan pintu yang terbuka sehingga
aku bisa melihat pemandanagan luar dari tempat dudukku, sedikit hiburan
pikirku. Tapi ditengah lamunanku aku melihat anak yang kemarin kulihat saat
upacara, dia berjalan dengan sikap sangat santai. “huhh, apa-apaan dia?
Sebenarnya niat sekolah enggak sih?”, gerutuku. Ternyata dia adalah murid baru
kelas VIII D di sekolahku. Aku baru tahu ketika istirahat pertama, kata
temanku, “namanya Anang Helmi Fahrudin!” kata salah satu temanku yang memang
sangat sok kenal dengan kakak kelas. Aku percaya saja dengan kata-katanya,
bagaimanapun dia selalu benar kalau soal tatanama manusia.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">Aku
pura-pura tidak peduli dengan segala yang sedang gencar-gencarnya
diperbincangkan seminggu ini, tentu saja, mereka semua sedang membicarakan
tentang si anak baru yang gak pernah aku suka itu. tadinya aku tidak pernah
menganggap dia benar-benar ada sampai kita bertemu di aula ketika aku yang
masih kelas VII itu sedang akan pengambilan foto kartu pelajar. Dia juga akan
difoto karena dia belum punya kartu pelajar SMP saat itu. Aku yang sedang
menulis biodataku sangat terganggu saat dia tiba-tiba menyapaku dan meminta
tolong menuliskan biodatanya dengan alasan tidak membawa bolpoin, sebenarnya
aku ingin memarahinya,<span class="apple-converted-space"> </span></span><em><span style="color: #453320; font-size: 14.0pt; letter-spacing: .25pt;">“Paling tidak
jangan merepotkan orang dong! Pinjem kan juga bisa? Kenapa harus sekalian di
tulisin sih?”</span></em><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">, tapi sebelum kata itu muncul dari mulutku, pak Kiman
menyuruhku untuk menuliskan biodatanya dengan alasan yang sama. Jadi aku hanya
berkata pada Anang<span class="apple-converted-space"> </span></span><em><span style="color: #453320; font-size: 14.0pt; letter-spacing: .25pt;">“Emang kelas berapa
sih? Nulis kaya gini aja gak bisa.”</span></em><span class="apple-converted-space"><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;"> </span></span><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">Tapi dia hanya melontarkan senyum lebar
padaku, sungguh menjengkelkan.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .2in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">Setelah hari itu, dia selalu saja
menyapaku. Aku sedikit terganggu dengan itu tapi tak ku hiraukan Anang karena
pada dasarnya aku tidak mengenalnya. Aku hanya memalingkan wajah dan berjalan
melewatinya begitu saja.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .2in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">Setelah dua minggu, aku sudah
tidak terlalu memikirkan Anang yang menyebalkan. Hari itu tepat hari Senin
pagi, seperti biasa aku berangkat jam 6.45 dari rumah, tetapi kejadian yang tak
terduga terjadi, angkot yang aku tumpangi mogok, jadi aku harus menunggu angkot
di perbaiki atau aku menunggu angkot berikutnya, setelah 15 menit aku menunggu,
belum ada satupun angkot yang terlihat, aku sudah mulai putus asa karena jam
sudah menunjukkan pukul 07.05, aku tak akan sampai di sekolah tepat waktu. Tapi
dari arah belakangku ada Anang yang meringis padaku dan menawarkan tumpangan
padaku. Aku sangat ingin menolaknya, tapi naluri sekolahku mendorongku untuk
tetap sampai di sekolah. Akhirnya, dengan terpaksa aku membonceng Anang, aku
tak menjawab satupun pertanyaan yang ia lontarkan padaku ketika kami di jalan,
juga ketika di bertanya siapa namaku. Sampai di sekolah aku berlari menuju
lapangan, tapi aku tetap saja terlambat. Aku berdiri di belakang tiang bendera
bersama anak-anak yang juga terlambat. Itu sangat memalukan bagiku, dihukum 2
kali dalam acara yang sama.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">Kami digiring
menuju ruang BP bersama-sama. Disana kami ditanyai alasan mengapa kami
terlambat. Aku menceritakan apa yang terjadi tadi dan merengek pada guru BP
agar mempercayai alasanku, tapi tak ada gunanya. Kemudian aku mendengar gelagak
tawa dari si Anang, dia terlihat mengejekku, aku<span class="apple-converted-space"> </span></span><em><span style="color: #453320; font-size: 14.0pt; letter-spacing: .25pt;">melotot</span></em><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">padanya,
tapi suara tawanya malah semakin menjadi-jadi. Dan semakin besar pula
kebencianku padanya. Ketika bel istirahat berbunyi, aku pergi ke kantin untuk
memenuhi perutku yang sudah kosong, disana aku lagi-lagi bertemu degan Anang,
tapi kali ini dia memanggil ku dengan sapaan yang sangat asing bagiku.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<em><span style="color: #453320; font-size: 14.0pt; letter-spacing: .25pt;"> “Heh, Cah
cilek! Cah Cilek! Mimik susu dulu sana!”</span></em><span class="apple-converted-space"><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;"> </span></span><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">ejeknya padaku. Mungkin karena kejadian tadi
pagi, tapi entah kenapa aku sangat tersinggung mendengar ejekan itu. dengan
spontan aku membalas ejekannya.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<em><span style="color: #453320; font-size: 14.0pt; letter-spacing: .25pt;">“Heh, wong tuo!
Wong tuo! Mambu lemah koe!”</span></em><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .2in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">Itulah kata-kata yang selalu kami
lemparkan jika bertemu, mungkin lebih banyak lagi, sehingga hampir seperti
debat atau adu mulut. Tinggal menunggu siapa yang masuk kelas terlebih dahulu
untuk menghentikan pertikaian kami. Secara tidak langsung kami telah
mendeklarasikan permusuhan kami ke seantero sekolah. Aku tahu sebenarnya
niatnya hanya ingin mengenalku, karena selama kami saling kenal, dia belum juga
tahu namaku. Hanya memanggilku anak kecil saja, sedangkan aku memanggilnya
“embah”.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .2in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">Hingga lebih dari tiga bulan aku
dan Anang selalu melempar ejekan satu sama lain. Dia juga mengejekku karena
kebiasaan telatku.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<em><span style="color: #453320; font-size: 14.0pt; letter-spacing: .25pt;">“He? What? Gak
nyadar diri ya kamu? Kamu tuh lebih sering telat daripada aku, gak usah sok
rajin deh!”</span></em><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">, kataku jika dia mengejekku begitu.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<em><span style="color: #453320; font-size: 14.0pt; letter-spacing: .25pt;">“Emang iya aku
sering telat, tapi aku kan cowok. Itu biasalah, sedangkan kamu itu cewek, gak
pantes kalo telat! Emang ngapain aja di rumah? Ngempeng dulu ya?”,</span></em><span class="apple-converted-space"><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;"> </span></span><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">katanya dengan nada yang lebih mengejek.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">Aku sangat
marah hingga aku berkata<span class="apple-converted-space"> </span></span><em><span style="color: #453320; font-size: 14.0pt; letter-spacing: .25pt;">“Gak ada pebedaan
gender lagi ya! Oke, kita buktiin aja besok siapa yang akan sampai sekolah
lebih awal. Aku ato kamu!”,</span></em><span class="apple-converted-space"><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;"> </span></span><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">timpalku.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<em><span style="color: #453320; font-size: 14.0pt; letter-spacing: .25pt;">“Oke, aku terima
tantangan itu, kalo aku menang kamu harus ngaku kalo emang kamu itu jawara
telat di sini dan anak manja, dan kalo aku kalah aku gak akan</span></em><span class="apple-converted-space"><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;"> </span></span><em><span style="color: #453320; font-size: 14.0pt; letter-spacing: .25pt;">ngejek kamu lagi!”,</span></em><span class="apple-converted-space"><i><span style="color: #453320; font-size: 14.0pt; letter-spacing: .25pt;"> </span></i></span><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">katanya.Dengan mantab aku
menyetujui perjanjian kami ini karena aku yakin aku akan menang karena jarak
rumahku lebih dekat daripada dia.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .2in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">Pagi yang tidak cerah, langit
mendung, suasana hatiku menjadi sangat tidak enak. Tetapi aku harus bergegas
agar aku bisa memenangkan perjanjian yang aku buat kemarin. Jam menunjukkan
pukul 06.10 ketika aku keluar dari rumah dan naik angkot ke sekolah, aku merasa
sangat senang karena aku akan mendahului Anang untuk sampai di sekolah.
Sesampainya di sekolah, menunggu Anang datang dan melihat wajahnya yang malu
karena kalah, tapi sampai istirahat pertama aku belum juga melihat Anang, hari
yang mendung dan hujan gerimis yang sedari pagi menyelimuti sekolah menemani
lamunanku, hingga suara anak menangis di kelas sebelah memecahkan lamunanku,
aku menghampiri sumber suara tersebut dan menemui tiga orang kakak kelas sedang
menagis. Spontan aku bertanya apa yang membuat mereka menangis. Mulanya mereka
enggan mengatakan sesuatu padaku, tetapi akhirnya satu di antara mereka
mengucapkan sebuah kalimat dengan sangat pelan, hampir seperti berbisik.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<em><span style="color: #453320; font-size: 14.0pt; letter-spacing: .25pt;">“Anang… Anang
mati..”</span></em><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .2in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">DEG<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .2in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">Serasa jantungku berhenti berdebar.
Aku tak percaya dengan semua ini, kembali kuulangi pertanyaanku pada mereka,
dan jawaban kedua lebih keras, hampir seperti berteriak.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">“Aku</span><span class="apple-converted-space"><i><span style="color: #453320; font-size: 14.0pt; letter-spacing: .25pt;"> </span></i></span><em><span style="color: #453320; font-size: 14.0pt; letter-spacing: .25pt;">gak</span></em><span class="apple-converted-space"><i><span style="color: #453320; font-size: 14.0pt; letter-spacing: .25pt;"> </span></i></span><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">percaya!”<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .2in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">Aku membuyarkan diri dari kelas
yang membuat aku kacau itu, aku pergi ke lapangan setelah mendengar pengumuman
untuk berkumpul di sana. Aku yang anggota OSIS saat itu mendapat kesempatan
berbincang dengan guru, dengan perasaan cemas aku memberanikan diri untuk
bertanya pada salah satu guru.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .2in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">“Pak, kenapa siswa dikumpulkan?
Ada masalah apa?”, tanyaku.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .2in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">“Begini, teman kalian, teman baru
kalian, Anang Helmi Fahrudin baru saja meninggal karena kecelakaan sepeda motor
tadi pagi, jadi nanti akan ada sumbangan seiklasnya untuk membantu keluarga
Anang.” Jawab pak Kiman, waka sekolah SMP.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .2in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">DEG<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">Hantaman
keras di dadaku, seperti tak bisa bernapas rasanya, “Aku<span class="apple-converted-space"> </span></span><em><span style="color: #453320; font-size: 14.0pt; letter-spacing: .25pt;">gak</span></em><span class="apple-converted-space"><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;"> </span></span><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">percaya, ini<span class="apple-converted-space"> </span></span><em><span style="color: #453320; font-size: 14.0pt; letter-spacing: .25pt;">gak</span></em><span class="apple-converted-space"><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;"> </span></span><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">mungkin terjadi kan? Gak mungkin kalau anak
macam dia bisa mati karena kecelakaan!<span class="apple-converted-space"> </span></span><em><span style="color: #453320; font-size: 14.0pt; letter-spacing: .25pt;">Gak</span></em><span class="apple-converted-space"><i><span style="color: #453320; font-size: 14.0pt; letter-spacing: .25pt;"> </span></i></span><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">mungkin.”<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">Aku<span class="apple-converted-space"> </span></span><em><span style="color: #453320; font-size: 14.0pt; letter-spacing: .25pt;">gak</span></em><span class="apple-converted-space"><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;"> </span></span><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">percaya sampai aku<span class="apple-converted-space"> </span></span><em><span style="color: #453320; font-size: 14.0pt; letter-spacing: .25pt;">liat</span></em><span class="apple-converted-space"><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;"> </span></span><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">dengan mata kepala sendiri! Akhirnya aku ikut
dalam acara layatan guru-guru dan OSIS hari itu juga. Sampai di RS ngesti
Waluyo, kami menemui orang tua Anang. Aku sangat terkejut, takut dan sedih
ketika melihat Anang terbaring tak berdaya di ranjang, aku tak sanggup melihat
wajahnya yang pucat pasi, sagat meyakinkan kalau dia berperan menjadi orang
mati saat itu, aku di depannya. Aku melihatnya, tapi aku tetap tak
percaya kalau Anang sudah tak ada lagi. Aku ingin menangis, tapi tertahan
dengan cerita dari ibu Anang ketika guru-guru bertanya kronologis kejadiannya.
Kemudian, dengan terisak-isak, ibu Anang menjawab dengan suara sangat pelan
pada kami.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .2in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">“Tadi pagi tidak ada hal yang
janggal, hanya terlihat buru-buru ketika sudah hampir jam setengah tujuh, tak
biasanya Anang terlihat buru-buru seperti itu, ketika saya Tanya kenapa, dia
menjawab kalau hari ini ada janji dengan teman, jadi berangkatnya harus pagi,
soalnya penting. Begitu kata Anang, saya senang saat itu, karena Anang yang
biasanya malas-malasan jadi rajin seperti itu, tapi saya juga tidak menyangka
kalau itu hal terahir yang di katakan pada saya”<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<em><span style="color: #453320; font-size: 14.0pt; letter-spacing: .25pt;">DEG</span></em><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .2in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">Satu lagi pukulan hebat, kini
menyerang seluruh tubuhku, aku tidak menyangka semua menjadi seperti ini. Aku
merasa sangat bersalah, aku terus menyalahkan diriku sampai saat ini. Mendengar
perkataan tadi.. Anang, Anang menganggapku teman? Selama ini, yang aku lakukan
hanya menyusahkan dia, mungkin karena aku juga sekarang dia berbaring di sisi
tuhan di atas sana.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: #F4D0A8; line-height: 16.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">Anang,
namaku Lia, senang berkenalan denganmu. Aku senang menjadi temanmu, semoga kau
juga senang berada di sana,<span class="apple-converted-space"> </span></span><em><span style="color: #453320; font-size: 14.0pt; letter-spacing: .25pt;">maafin</span></em><span class="apple-converted-space"><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;"> </span></span><span style="color: #453320; font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11.5pt;">semua salahku ya? Mungkin akulah yang harusnya
disalahkan atas semua ini. Tapi aku tak berani mengungkapkan semua ini pada
siapapun sampai saat ini, dimana rahasia itu selalu kusimpan. Mungkin hanya
dengan ini aku mengakui kesalahanku padamu. Selamat jalan teman baruku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01216709210283776743noreply@blogger.com0